Selasa, 27 November 2012

RENUNGAN MELIHAT JEJAK KARYA PROFESOR



Nama               : ASTRI WAHYUNI
Kelas               : B
Tugas               : Refleksi Filsafat Ilmu

RENUNGAN MELIHAT JEJAK KARYA PROFESOR
            Alhamdulillah sampai saat saya mengetik tugas ini Allah masih memberikan rahmat dan hidayahNya, suatu hari saat mengikuti kuliah filsafat saya memperhatikan penjelasan dari dosen saya yaitu Bapak Marsigit. Seorang profesor yang sangat pintar, bisa dikatakan sebagai idola saya dalam belajar selama diawal semester 1 ini. Melihat semua file, buku, karya tulis, karya ilmiah yang dimiliki oleh beliau rasanya saya sangat terharu. Betapa pintarnya dosen saya ini, betapa rajinnya ia membaca dan membuat karya tulis, melakukan penelitian, mencari kebenaran dengan berfilsafat dan berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan khususnya dibidang pendidikan. Walau demikian hebatnya, beliau  tetap rendah hati, tidak sombong, tetap ramah, dan mampu berinteraksi dengan mahasiswanya tanpa ada jarak yang meisahkan antara seorang mahasiswa dan profesor yang kedudukannya sangat jauh berbeda.
            Lantas apa yang saya miliki? Apa yang sudah saya lakukan untuk dunia pendidikan? Karya apa yang sudah saya buat? Sudah berapa banyak penelitian yang saya lakukan? Sudahkah rendah hati dan bersikap ramah-tamah terhadap siswa dalam mengajar? Sudah berapa banyak buku yang saya baca dalam upaya menambah pengetahuan pribadi? Hmmmmmmm jika dijawab secara jujur rasanya saya malu, karena upaya saya belum maksimal dan belum memiliki ilmu seperti yang saya harapkan. Dalam kuliah kali ini benar-benar menyentuh dan pastinya dapat meluruhkan semua kesombongan yang didalam hati, bahwa tidak ada apa-apanya ilmu yang ku miliki saat ini jika melihat hebatnya profesor.
            Dalam peribahasa pun telah disebutkan bahwa “diatas langit masih ada langit” yang artinya diatas semua kehebatan yang kita miliki masih ada yang lebih hebat lagi, mungkin itu yang dimiliki oleh orang lain atau yang secara mutlak sang pemilik sifat sempurna dan maha tinggi yaitu Allah SWT. Disini saya berharap semoga saya pribadi dan teman-teman sekalian dapat lebih bersemangat dalam menuntut ilmu dan mengembangkan intuisi berfilsafat seperti yang diserukan oleh Bapak Marsigit dalam perkuliahan. Jika kita mengalami kesulitan dalam mengembangkan intuisi maka cara yang paling mudah dilakukan untuk mengembangkan intuisi adalah dengan membaca, menganalisis semua keadaan, dan tetap bersemangat dalam berusaha. Jika kita melakukan usaha tersebut dengan ikhlas insya Allah kita juga akan bisa, tidak ada perjuangan yang tidak disertai dengan cobaan dan kesulitan.
            Jika Bapak Marsigit berharap kita sebagai murid harus bisa melebihi dosennya, maka ini adalah PR besar bagi kita bagaimana belajar dengan baik, membuat jejak berkarya, dan mengamalkan ilmu yang dimiliki sesuai dengan ketentuannya. Mari teman kita belajar dan berdoa, semoga masing-masing kita adalah murid yang baik, murid yang pandai, murid yang mendapatkan ridho dari dosennya sehingga dapat menggapai ilmu yang bermanfaat. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Marsigit yang telah ikhlas mengajarkan semua ilmunya kepada saya, atau teman-teman semuanya. Semoga ilmu yang Bapak berikan dapat bermanfaat, dan kita dapat bertemu dalam mata kuliah lai di semester berikutnya.. amin... Salam rindu buat Bapak Dosen idola Saya yaitu Bapak Marsigit, semoga sukses ya Pak

Pertanyaan:
1.    Bagaimana cara Bapak belajar sewaktu masih kuliah? Sehingga bisa sukses dan pandai.
2.    Motivasi apa yang Bapak miliki dalam hidup sehingga mampu terus berkaya sampai hari ini?
3.    Tidakkah Bapak pernah meraskan lelah dalam menuntut ilmu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar