Nama : ASTRI WAHYUNI
Kelas : B
Tugas : Refleksi Filsafat Ilmu
RENUNGAN
MELIHAT JEJAK KARYA PROFESOR
Alhamdulillah sampai saat saya mengetik tugas ini Allah
masih memberikan rahmat dan hidayahNya, suatu hari saat mengikuti kuliah
filsafat saya memperhatikan penjelasan dari dosen saya yaitu Bapak Marsigit. Seorang
profesor yang sangat pintar, bisa dikatakan sebagai idola saya dalam belajar
selama diawal semester 1 ini. Melihat semua file, buku, karya tulis, karya
ilmiah yang dimiliki oleh beliau rasanya saya sangat terharu. Betapa pintarnya
dosen saya ini, betapa rajinnya ia membaca dan membuat karya tulis, melakukan
penelitian, mencari kebenaran dengan berfilsafat dan berkontribusi dalam
memajukan dunia pendidikan khususnya dibidang pendidikan. Walau demikian
hebatnya, beliau tetap rendah hati,
tidak sombong, tetap ramah, dan mampu berinteraksi dengan mahasiswanya tanpa
ada jarak yang meisahkan antara seorang mahasiswa dan profesor yang
kedudukannya sangat jauh berbeda.
Lantas apa yang saya miliki? Apa yang sudah saya lakukan
untuk dunia pendidikan? Karya apa yang sudah saya buat? Sudah berapa banyak
penelitian yang saya lakukan? Sudahkah rendah hati dan bersikap ramah-tamah
terhadap siswa dalam mengajar? Sudah berapa banyak buku yang saya baca dalam
upaya menambah pengetahuan pribadi? Hmmmmmmm jika dijawab secara jujur rasanya
saya malu, karena upaya saya belum maksimal dan belum memiliki ilmu seperti
yang saya harapkan. Dalam kuliah kali ini benar-benar menyentuh dan pastinya
dapat meluruhkan semua kesombongan yang didalam hati, bahwa tidak ada
apa-apanya ilmu yang ku miliki saat ini jika melihat hebatnya profesor.
Dalam peribahasa pun telah disebutkan bahwa “diatas
langit masih ada langit” yang artinya diatas semua kehebatan yang kita miliki
masih ada yang lebih hebat lagi, mungkin itu yang dimiliki oleh orang lain atau
yang secara mutlak sang pemilik sifat sempurna dan maha tinggi yaitu Allah SWT.
Disini saya berharap semoga saya pribadi dan teman-teman sekalian dapat lebih
bersemangat dalam menuntut ilmu dan mengembangkan intuisi berfilsafat seperti
yang diserukan oleh Bapak Marsigit dalam perkuliahan. Jika kita mengalami
kesulitan dalam mengembangkan intuisi maka cara yang paling mudah dilakukan
untuk mengembangkan intuisi adalah dengan membaca, menganalisis semua keadaan,
dan tetap bersemangat dalam berusaha. Jika kita melakukan usaha tersebut dengan
ikhlas insya Allah kita juga akan bisa, tidak ada perjuangan yang tidak
disertai dengan cobaan dan kesulitan.
Jika Bapak Marsigit berharap kita sebagai murid harus
bisa melebihi dosennya, maka ini adalah PR besar bagi kita bagaimana belajar
dengan baik, membuat jejak berkarya, dan mengamalkan ilmu yang dimiliki sesuai
dengan ketentuannya. Mari teman kita belajar dan berdoa, semoga masing-masing
kita adalah murid yang baik, murid yang pandai, murid yang mendapatkan ridho
dari dosennya sehingga dapat menggapai ilmu yang bermanfaat. Terima kasih saya
ucapkan kepada Bapak Marsigit yang telah ikhlas mengajarkan semua ilmunya
kepada saya, atau teman-teman semuanya. Semoga ilmu yang Bapak berikan dapat
bermanfaat, dan kita dapat bertemu dalam mata kuliah lai di semester
berikutnya.. amin... Salam rindu buat Bapak Dosen idola Saya yaitu Bapak
Marsigit, semoga sukses ya Pak
Pertanyaan:
1. Bagaimana
cara Bapak belajar sewaktu masih kuliah? Sehingga bisa sukses dan pandai.
2. Motivasi
apa yang Bapak miliki dalam hidup sehingga mampu terus berkaya sampai hari ini?
3. Tidakkah
Bapak pernah meraskan lelah dalam menuntut ilmu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar